Mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah kita
yang selalu salah dan bangga dengan dosa dosa
atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita
coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang
![]() |
serakah |
Ebiet G. Ade
"Berita Kepada Kawan"
Manusia
seringkali menyalahkan fenomena alam setiap kali ada bencana terjadi.
Bahkan mereka yang mengaku ahli pun seringkali mengesampingkan ulah
tangan manusia yang sesungguhnya merupakan faktor utama kerusakan alam.
Curah hujan menjadi kambing hitam dari banjir yang melanda berbagai
daerah di negeri ini. Padahal, hujan adalah anugerah dari Allah SWT
kepada semua hamba-Nya dan makhlukNya di dunia ini. Apalah artinya bumi
ini jika tidak ada siklus hujan yang menyuburkan tanam-tanaman di
atasnya. Tentu dia hanya akan menjadi planet yang mati dan tak akan
mampu menunjang kehidupan di atasnya.
Kita
masih beruntung masih ada orang-orang yang bersedia mengolah sampah,
baik organik atau anorganik menjadi barang-barang bermanfaat. Ada juga
yang bersedia menyingsingkan lengan baju untuk memunguti sampah dari
sungai, pantai dan tempat-tempat lainnya. Cukup banyak pula yang suka
mengolah sampah organik menjadi pupuk untuk menyuburkan tanaman. Namun,
jumlah mereka sangat sedikit dibandingkan jumlah sampah yang menggunung,
yang dihasilkan masyarakat setiap hari. Sebagian besar manusia lebih
suka merusak lingkungan dengan tindakan-tindakan mereka seperti membuang
sampah di sungai, membangun gedung tanpa memperhatikan dampak
lingkungan dan sebagainya. Pembangunan yang tidak berwawasan lingkungan
dan hanya mementingkan kepentingan ekonomi semata hanya akan membawa
bencana pada banyak orang. Lumpur panas yang menggenangi desa-desa di
daerah Sidoarjo dan sekitarnya adalah salah satu contohnya.
Bencana
memang bisa terjadi karena fenomena alam. Bencana seperti itu tidak
bisa kita cegah walaupun masih bisa kita minimalisir kerusakannya.
Bahkan, terkadang bencana-bencana tersebut menjadi ladang amal yang luar
biasa bagi para relawan yang menyingsingkan lengan bajunya untuk
membantu sesama, terutama yang tertimpa bencana tersebut.
Bencana
alam juga seringkali merupakan awal kehidupan baru bagi mereka yang
selamat dari kejadian tersebut. Namun, ada juga bencana yang disebabkan
kelalaian dan keserakahan manusia manusia. Bencana seperti ini
seringkali lebih sulit diatasi dan lebih berat untuk diperbaiki
kerusakannya. Semburan lumpur panas yang menelan desa-desa di daerah
Sidoarjo dan sekitarnya adalah diantara bencana-bencana tersebut. Banjir
bandang yang seringkali melanda Ibukota Jakarta dan daerah lainnya juga
merupakan contoh-contoh bencana akibat ego dan kelalaian manusia.
Kepentingan
ekonomi dan pelestarian lingkungan seringkali berbenturan satu sama
lain. Kaum kapitalis yang hanya peduli pada pengerukan keuntungan
sebesar-besarnya bukan sekali dua kali berhadapan dengan para aktifis
dan LSM pemerhati lingkungan. Keuntungan material jangka pendek memang
terkadang membutakan mata manusia hingga lupa menjaga kelestarian
lingkungan tempat tinggalnya. Sehingga, isu lingkungan tidak dianggap
sebagai isu yang seksi untuk diperbincangkan dan dijadikan sebagai pusat
perhatian.
"Dunia ini cukup untuk kebutuhan semua manusia" kata Mahatma Gandhi "namun tidak cukup untuk keserakahan satu orang". Pepatah Indian Amerika mengatakan "Hanya
ketika pohon terakhir sudah mati, sungai terakhir telah diracuni dan
ikan terakhir telah ditangkap, saat itulah kita menyadari bahwa kita
tidak bisa memakan uang". Jika alam ini sudah hancur berantakan dan
sudah berada di luar kemampuannya memulihkan diri, saat itulah kita
menyadari bahwa uang dan harta benda tidak bisa dimakan. Namun, jika hal
itu sampai terjadi, maka semuanya sudah terlambat. Tinggal penyesalan
tak berguna yang akan menyiksa batin manusia setiap kali teringat akan
kesalahannya. Maka, menjaga amanah lingkungan ini adalah tanggung jawab
kita bersama.
Mau
tidak mau kita harus saling mengingatkan agar kita tidak lupa menjaga
lingkungan kita. "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan)
yang menyeru kepada iman, (yaitu): "Berimanlah kamu kepada Tuhanmu";
maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami
dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah
kami beserta orang-orang yang berbakti" [QS. Ali Imran: 193].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar